MENGENAL MOTIVASI PERJALANAN WISATA | Bagian-2


Di bawah ini kami sajikan kelanjutan artikel terdahulu, bagian ke-2 dari 2 bagian. Selamat mambaca.

2) PARIWISATA PESIAR (Pleasure atau Leisure Tourism)

Dalam artikel Bagian-1 telah diuraikan tentang jenis-jenis Pariwisata Bisnis (Business Tourism) yang terbagi dalam dua kelompok.

Demikian pula Pariwisata Pesiar, terbagi atas dua kelompok lebih lanjut, yaitu:

a) PARIWISATA BUDAYA (Cultural Tourism, yang antara lain meliputi: Historical, Educational, Family, Religious, Sport dll.);

Historical: Pada dasarnya kelompok motivasi ini mengutamakan kunjungan ke situs-situs sejarah atau dengan maksud mendalami sejarah negara yang dikunjunginya;

Educational: Dalam hal ini, maksud kunjungan kelompok ini dengan minat pada pengembangan pengetahuan pribadi secara sistematis pragmatis, baik formal maupun informal. Misalnya dengan cara mengunjungi tempat-tempat dan/atau melakukan kegiatan yang mengandung nilai-nilai edukatif.

Family Visit: Motivasi kunjungan ini paling banyak dilakukan oleh wisatawan nusantara (wisnus) tanpa menutup kemungkinan dilakukan juga oleh wisatawan mancanegara (wisman) yang mempunyai keluarga di suatu negara. Pada awal dikenalnya motivasi ini, di pertengahan tahun 1950-an, disebut dengan istilah VFR (Visiting Family and Relatives) yang digunakan sampai awal tahun 1970-an.

Religious: Motivasi kunjungan bernuansa keagamaan, termasuk di dalamnya perjalanan ziarah ke berbagai situs sejarah keagamaan, atau napak tilas sejarah suatu agama atau peristiwa yang berkaitan dengan agama, atau dalam rangka melaksanakan ritual keagamaan, seperti umroh dan naik haji.

Sport: Motivasi sport suatu perjalanan dapat dibagi atas beberapa sifatnya antara lain sport untuk prestasi, untuk rekreasi, untuk kebugaran atau sebagai manifestasi petualangan. Berbagai sifat sport itu juga dapat dilakukan secara terorganisir atau dilakukan oleh perorangan. Di samping itu motivasi sport meliputi juga kunjungan supporter dan penonton (pasif) selain para olehragawan itu sendiri (aktif).

b) PARIWISATA ALAM (Natural Tourism, antara lain mencakup: Adventure, Agro, Marine, Special Interest, Health, dsb.).

Adventure: Kunjungan dengan motivasi adventure pada umumnya dilakukan ke tempat-tempat yang belum pernah atau jarang mendapat kunjungan orang, serta bersifat penuh tantangan dan rintangan. Tidak jarang motivasi perjalanan jenis ini dibarengi dengan motivasi sport dan rekreasi seperti panjat tebing, ski, mendaki gunung, arung jeram (rafting), cross country, hiking, dan sejenisnya. Dalam hal tertentu, kunjungan ke daerah atau wilayah terpencil ditandai dengan tingkat kesukaran pencapaian yang tinggi berkenaan dengan kekurangan atau ketiadaan fasilitas aksesibilitas yang nyaman, namun banyak diminati, baik oleh wisnus maupun wisman.

Agro (agricultural): Pariwisata Agro (Agro Tourism) dipandang dari sisi permintaan (demand), pada hakekatnya didasari oleh minat terhadap kehidupan dan lingkungan pertanian dalam arti luas, – termasuk di dalamnya adalah minat terhadap budaya cocok tanam, perikanan (air tawar), peternakan, perkebunan, kehutanan dan sejenisnya.

Kemudian dari sudut pandang penawaran (supply) tumbuh berbagai kawasan wisata (tourism resort) yang bersifat khusus, bernuansa alami seperti pertanian, taman bunga, kebun buah-buahan, peternakan ikan hias, peternakan sapi perah, taman margasatwa, kebun raya dsb. Dalam hubungannya dengan pariwisata agro, motivasi special interest banyak dijumpai, seperti dalam hubungannya dengan kehidupan dan keberadaan tumbuhan atau satwa langka dan/atau tumbuhan atau satwa spesifik.

Marine: Marine Tourism di Indonesia dikenal sebagai Pariwisata Bahari, yaitu perjalanan wisata yang berkaitan dengan kehidupan bahari, baik hanya dalam rangka menikmati suasana pantai, pulau dan laut, maupun melakukan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di pantai, pulau dan laut. Pada kenyataannya, pariwisata bahari banyak juga digabungkan dengan kegiatan olahraga, antara lain ski air, berlayar, selancar air, selancar angin, volley pantai dll. Seperti juga halnya dengan pariwisata agro, pariwisata bahari pun banyak dilakukan berkaitan dengan special interest terutama kegiatan selam, misalnya dalam hubungannya dengan keragaman biota laut dan/atau penelitian dan pengendalian kualitas lingkungan kelautan.

Special Interest: Kunjungan dengan motivasi minat khusus (Special Interest) pada umumnya dilakukan para peminat ilmu pengetahuan, seperti peneliti, pengamat, dozen dan guru, mahasiswa dsb. dalam hubungan dengan pencarian informasi atau mempelajari lebih dalam dan luas tentang bidang ilmu pengetahuan yang diminatinya. Kegiatan perjalanan ini seringkali berhubungan dengan motivasi pendidikan (education), antara lain berkaitan dengan pertanian, kehutanan, ilmu hewan, ilmu tumbuhan, kelautan, arsitektur, seni budaya (tari, lukis, musik tradisional, adat istiadat, dsb), sejarah, ekonomi dll.

Health: Adapun perjalanan dengan motivasi kesehatan ( health tourism) pada hakekatnya dilakukan sehubungan dengan kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan (medical check-up), pemeliharaan, – seperti mandi uap, mandi lumpur, mandi air panas, pijat refleksi, pijat kebugaran dan spa (yang dewasa ini sedang marak di Indonesia) -, pengobatan, pemulihan dan selanjutnya.

Antara Medical Tourism dan Health Tourism. Perlu kiranya dicatat bahwa perlu dibedakan antara health-tourism dengan medical-tourism, di mana health tourism dapat diartikan sebagai pariwisata kesehatan berupa perjalanan untuk pemeliharaan dan/atau pemulihan kesehatan (dulu disebut sebagai tetirah) yang pada hakekatnya dilakukan oleh orang yang sehat, – tidak menderita suatu penyakit -, atau orang yang baru sembuh dari perawatan. Sedangkan medical tourism lebih condong menyangkut tindakan medik pengobatan (cure), operasi dan/atau tindakan medik lainnya, yang dilakukan terhadap penderita suatu penyakit atau kelainan kondisi kesehatannya.

6 Responses

  1. Jakarta, dahulu pernah coba meramu kedua motivasi tersebut menjadi satu motivasi, bussines & pleasure, ini mungkin melihat potensi, peran n kedudukan Jakarta sebagai pusat bisnis, minimnya objek wisata alam, sekarang ini saya tidak melihat “capture” yang diinginkan Jakarta menjadikan perencanaan tersebut menjadi bias, seharus “berani” menjajikan sesuatu dan cepat tanggap terhadap dinamika pasar, ini tentunya memerlukan integrasi swasta n pemerintah daerah, agar apapun motivasi mereka dapat diakomodir n dibuat menjadi puas n berkesan, disamping itu perlu melakukan terobosan2 baru dalam memasarkan Jakarta, mudah2an Jakarta masih bisa bersanding dengan kota2 dunia dalam percaturan pariwisatra global.

    • Tksh Bung Zul, masih ingat rupanya. Memang sekitar 40 th yl JKT diperkenalkan / dipasarkan sbg destinasi Business & Pleasure melalui satu penerbitan yg disebut “Business & Pleasure in Jakarta” yang beredar th 1971 s/d 1983. Pd waktu itu saya merupakan pimp. redaksinya.

  2. Jakarta, yang begitu “ragam” saat ini saya belum melihat, ramuan yang tepat, agar para peminat tetap menatap penuh harap, sekali lagi formula yang tepat, dari hasil kerja bareng adalah suatu solusi yang tepat, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai, JAKARTA yang beragam, jadi destinasi segala motivasi, disamping itu yang tak kalah penting peran sektor Pariwisata itu sendiri, yang memotivasi KOTA untuk berbenah diri.

  3. […] Posted on April 20, 2011 by Care Tourism Sebagaimana diutarakan dalam artikel terdahulu, bahwa di antara perjalanan wisata terdapat kelompok wisatawan yang melakukan perjalanan dengan […]

  4. […] KESEHATAN… on PARIWISATA – Sumber Devi…PARIWISATA KESEHATAN… on MENGENAL MOTIVASI PERJALANAN W…arwi yudhi k on MembershipCARA CERDAS MEMANFAA… on DAMPAK BENCANA ALAM […]

  5. […] untuk maksud kepentingan bisnis (business purposes),  seperti perdagangan, investasi dll., ataupun motivasi pesiar, atau maksud kunjungan lainnya seperti kunjungan resmi, konferensi, pendidikan dsb. Motivasi […]

Leave a comment