DAMPAK EKONOMI APA YANG DIPEROLEH DARI PARIWISATA? (BAGIAN I)


Bahwa kepariwisataan memiliki berbagai dampak ekonomi, sudah banyak diketahui orang. Di Indonesia, hingga saat ini dampak ekonomi pariwisata masih “belum cukup mendapat perhatian” dari berbagai kalangan yang terlibat, baik langsung maupun tidak angsung.

Secara formal, para ahli  membedakan dampak ekonomi yang terjadi karena kegiatan pariwisata, terdiri dari Efek Langsung (Direct Effects), Efek Tidak Langsung (Indirect Effects) dan Efek Induksi (Induced Effects). Sementara itu, Efek Tidak Langsung dan Efek Induksi kadang-kadang disebutnya sebagai Efek Sekunder (Secondary Effects) yang menyertai Efek Langsung selaku Efek Primer (Primary Effect).

Dampak total ekonomi pariwisata merupakan jumlah keseluruhan dampak yang terjadi baik langsung, tidak langsung maupun induksi, yang masing-masing dapat diukur sebagai keluaran bruto (gross output) atau penjualan (sales), penghasilan (income), penempatan tenaga kerja (employment) dan nilai tambah (value added).

Secara nyata, kegiatan pariwisata memberikan manfaat pada penjualan, keuntungan, lapangan kerja, pendapatan pajak dan penghasilan dalam suatu daerah.

Dampak yang paling dirasakan langsung, terjadi di dalam sub-sektor pariwisata primer, -penginapan, restoran, angkutan, hiburan dan perdagangan eceran (retail). Pada tingkat kedua, di sub-sektor sekundernya, berpengaruh pada sebagian besar sektor ekonomi.

Analisis dampak ekonomi kegiatan pariwisata lazimnya berfokus pada perubahan penjualan, penghasilan dan penempatan tenaga kerja di daerah bersangkutan yang terjadi akibat kegiatan pariwisata. Pada dasarnya analisis dampak ekonomi pariwisata menelusuri aliran uang dari belanja wisatawan, pertama-tama ke:

  • Kalangan usaha dan badan-badan pemerintah selaku penerima pengeluaran wisatawan; kemudian ke:
  • Bidang Usaha lainnya selaku pemasok (supplier) barang dan jasa kepada usaha pariwisata;
  • Rumah Tangga selaku penerima penghasilan dari pekerjaan di bidang pariwisata dan industri penunjangnya;
  • Pemerintah melalui berbagai pajak dan pungutan (resmi) dari wisatawan, usaha dan rumah tangga.

Direct Effects. Perubahan produksi sehubugan dengan dampak langsung atas perubahan belanja wisatawan. Misalnya, kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di hotel-hotel akan langsung menghasilkan kenaikan penjualan di sektor perhotelan. Tambahan Penjualan yang diterima hotel-hotel dan perubahan pembayaran yang dilakukan hotel-hotel untuk upah dan gaji karyawan, pajak dan kebutuhan barang dan jasa merupakan effek langsung (direct effect) dari belanja wisatawan itu.

Indirect Effects. Perubahan produksi yang dihasilkan dari pembelanjaan berbagai babak berikutnya dari penerimaan hotel kepada industri para pemasoknya, yaitu pemasok barang dan jasa kepada hotel. Misalnya, perubahan penjualan, lapangan kerja dan penghasilan dalam industri linen (sprei, selimut, bed-cover, handuk, taplak dsb.) adalah salah satu dari efek tidak langsung (indirect effect) dari perubahan penjualan hotel. Usaha-usaha pemasok barang dan jasa kepada perusahaan linen merupakan babak lain dari efek tidak langsung, yang akhirnya tidak terlepas dari keterkaitan hotel dengan banyak sektor ekonomi lainnya di daerah itu sampai pada beberapa tingkat.

Dalam contoh sederhana dapat digambarkan seperti berikut:

Katakanlah suatu daerah berhasil menarik 100 tambahan wisatawan, masing-masing membelanjakan $100 per hari, sehingga total belanja mereka per hari di daerah itu adalah $10.000. Jika berlangsung selama 100 hari dalam satu musim liburan, maka daerah itu akan dapat mengakumulasi sejumlah $1.000.000 sebagai transaksi penjualan baru.
Satu juta dollar itu terbagi ke berbagai bidang usaha, seperti penginapan, restoran, hiburan dan perdagangan eceran dengan proporsi tergantung pada bagaimana wisatawan itu membelanjakan uangnya yang $100 itu.

Dalam tulisan berikutnya akan dijelaskan dampak selanjutnya daripada pengeluaran wisatawan yang $100 tersebut.

6 Responses

  1. tulisannya bagus..terimakasih ini memberikan masukan terhadap tugas akhir saya…jika ada info baru kirim juga ke email saya ya..terimah kasih sebelumnya…

  2. hai…
    saya mahasiswa tingkat tiga, yang sedang persiapan penelitian. saya bermaksud meneliti tentang dampak ekonomi dari kegiatan wisata, mungkin dari sudut pandang pengeluaran wisatawannya ataupun kebijakan pemerintahnya.

    Anda tahu tentang polisi pariwisata yang telah berada di 7 kota di indonesia???

    apakah anda memiliki infonya??

    terima kasih

  3. […] Sebagai ilustrasi ringan, andaikata 50% dari 7 juta wisman, – yang diharapkan datang tahun 2010 ini -, mempunyai kebiasaan makan pagi dengan 2 butir telur tiap pagi, maka tahun 2010 peternak ayam petelor harus menyediakan 7 juta butir telur untuk wisman. Itu jika wisman tersebut tinggal selama 1(satu) hari saja di Indonesia. Jika perkiraan KEMBUDPAR mengenai masa tinggal rata-rata wisman di Indonesia tahun 2010 mencapai 9 hari, maka 63 juta butir telur perlu disediakan bagi mereka di tahun 2010 ini. Namun, jika 7 juta wisman itu tidak datang, para peternak tersebut akan mengalami masa kesulitan untuk mencari pasar yang baru bagi 63 juta butir telurnya. Belum lagi di bidang perdagangan sayur, buah2-an, daging, ikan, pajak pemerintah, dsb., sebagaimana diungkapkan dalam artikel terdahulu. […]

  4. saya mw tanya metode untuk mengetahui dampak ekonomi dari kegiatan wisata bahari?terima kasih

  5. aku nabilah sekolah di smk mvp ars jurusan pariwisata. lgi nyari jawaban tgs ni tentang pengertian hotel formal dan nonformal, perbedaannya, dan contoh restoran. dari tadi blm ketemu ni jawabannya

  6. aku mau tanya apa dampak positif dan negatif pariwisata dalam bidang ekonomi

    terima kasih

Leave a reply to wahyuni darwis Cancel reply