Dengan adanya pengembangan Desa Wisata, direncanakan dan diupayakan agar tumbuh klaster-klaster berupa desa-desa yang menjadi basis pemasok berbagai kebutuhan desa wisata yang bersangkutan seperti pemasok bahan baku dan/atau kerajinan, pemasok produk pendukung, basis pertanian serta basis kesenian lokal dsb. Dengan demikian pula akan tumbuh kebutuhan terhadap basis supply sumberdaya manusia (basis SDM), baik untuk memenuhi kebutuhan desa wisata itu sendiri maupun kebutuhan SDM bagi basis pemasok di sekitar desa wisata tersebut, sehingga kualitas SDM pariwisata dapat terpelihara pada tingkat mampu bersaing.
Demikian pula dalam hal pengembangan DTW, perlu dikembangkan “basis SDM” yang mampu memasok klaster DTW itu sendiri di samping memenuhi kebutuhan desa-desa di sekitarnya yang menjadi klaster pemasok berbagai kebutuhan DTW dimaksud.
Sekedar sebagai ilustrasi, jika suatu hotel beroperasi di suatu DTW, seyogyanya dapat berperan dan berfungsi juga sebagai “basis SDM” bagi desa-desa di sekitarnya, terutama dalam hal peningkatan pengetahuan, skill serta selaku motivator perubahan perilaku agar masyarakat di desa yang bersangkutan, – di sekitar hotel -, mampu menjadi masyarakat mandiri dengan bekal berbagai pengetahuan, ketrampilam serta mentalitas sebagai “tuan rumah dan/atau pengusaha yang baik”. Tentu saja, Dinas Pariwisata setempat (jika ada), dapat bertindak sebagai fasilitator dalam program tersebut.
Masalahnya yang kemudian harus diatasi adalah tersedianya tenaga staf Continue reading
Filed under: Tourism Development | Tagged: kepariwisataan, kepariwisataan berbasis komunitas, pembangunan kepariwisataan, potensi pariwisata | Leave a comment »