Membaca Kebijakan Pariwisata 2015-2019


Bulan Februari yang lalu, Kementerian Pariwisata memberitakan pencapaian kinerja pariwisata di tahun 2014. Di samping perolehan Wisman sejumlah 9.435.411 juga dilaporkan perolehan Devisa Pariwisata sebanyak US$ 10.69 milyar, Kontribusi Pariwisata pada Perekonomian Nasional (Produk Domestik Bruto = PDB) sebesar 4,01%, dan sejumlah 10,3 juta orang Tenaga Kerja Pariwisata serta Peringkat Daya Saing Pariwisata (versi World Economic Forum = WEF) di posisi ke-70 di antara 140 Negara Tujuan Wisata Dunia yang dinilai tahun 2013.
Dalam kaitan dengan pelaksanaan Rencana Kerja Kementerian (RKK), maka Kemenpar menetapkan pencapaian sasaran pengembangan kepariwisataan di tahun 2015, bukan hanya jumlah wisman 10 juta, melainkan juga wisnus 254 juta dan perolehan devisa pariwisata US$ 12.05 milyar, pengeluaran wisnus Rp. 201.5 trilyun, serta sebanyak 11.3 juta orang tenaga kerja pariwisata.
Berpijak pada perolehan tahun 2014, secara makro target 2019 kontribusi pariwisata

Sasaran 2015-2019

Sasaran 2015-2019

terhadap PDB nasional akan menjadi 8%, devisa pariwisata Rp 240 triliun, 13 juta peluang kerja pariwisata, kunjungan wisman 20 juta dan wisnus 275 juta, serta daya saing pariwisata Indonesia pada peringkat 30 besar dunia, seperti Tabel-I berikut. 1*)

Kunjungan Wisman

Target Wisman 2015

Grafik-I

Sebagaimana diutarakan dalam artikel terdahulu, sasaran 20 juta wisman di tahun 2019 merupakan suatu Lompatan Besar bagi Pariwisata Indonesia. Sasaran tersebut mensyaratkan
kenaikan kunjungan wisman harus bisa mencapai 16.22% per tahun, maka tahun 2015 harus bisa mencapai 10.965.835 wisman dan selanjutnya seperti tergambar pada Grafik-I.
Namun jika Kemenpar menetapkan sasaran 2015 sebanyak 12.000.000 (+27.18% dari th 2014 dan selanjutnya 2016-2019 dgn kenaikan 13.63% per th), gambarannya seperti ditampilkan pada Grafik-BigLeap. Kedua grafik menunjukkan bahwa angka 20 juta akan tercapai pada tahun 2019.
Berbagai upaya Pemerintah sudah mulai dikembangkan kearah kondisi yang mendukung tercapainya sasaran wisman mulai tahun ini, di antaranya pertama-tama adalah penyelenggaraan penerbangan carter (charter flight) dari daratan Tiongkok langsung ke Bali, di samping penambahan frekuensi Garuda. Kedua, penawaran pemberian short visit visa free (Bebas Visa Kunjungan Singkat = BVKS) bagi lima negara sumber wisman, yaitu Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Russia dan Australia yang dinilai merupakan negara potensial sebagai sumber wisman bagi Indonesia, yang pelaksanaannya masih membutuhkan waktu untuk penetapan ketentuannya.2*)
Namun kebijakan ini agaknya mengalami beberapa hambatan yang dipengaruhi oleh kondisi external Kemenpar, seperti yang diberitakan media masa Bali tentang perlakuan terhadap wisatawan asal Tiongkok yang berdampak negative.3*)
Sementara itu dalam hal BVKS, Australia merasa keberatan dengan memberikan visa free bagi pengunjung Indonesia sebagaimana lazimnya dua negara yang melakukan kebijakan yang timbal balik (reciprocal) walaupun mereka ditawari BVKS tersebut.4*)
Jika hal itu yang terjadi, maka wisman Australia akan sulit di-“dongkrak” naik dalam waktu singkat (katakanlah dalam tahun 2015 ini).
Di samping itu, memperhatikan kondisi dewasa ini seperti sarana dan prasarana serta berbagaai kondisi lainnya di destinasi di tanah air, maka Grafik-I nampaknya lebih
memberikan gambaran sasaran yang lebih realistis, mengingat beberapa hal, antara lain:

  1. Untuk mencapai sasaran 12 juta tahun ini, setidaknya kita harus mampu meraih rata-rata 1.000.000 per bulan (sedangkan rata-rata tahun 2014 per bulan hanya 786.284);
  2. Kita sudah berada dalam bulan ke-3 dari tahun 2015, sehingga untuk mencapai sasaran 12 juta dalam tahun ini agaknya sasaran itu dirasakan terlampau tinggi;
  3. Selain itu, kecenderungan tiap Januari, selama ini selalu mengalami penurunan dari bulan Desember tahun sebelumnya, bahkan kadang-kadang lebih rendah dari rata-rata tahun sebelumnya (bps.go.id melaporkan Des 2014 sebanyak 915.334 sedangkan Jan 2015 hanya sejumlah 723.039);

Dengan demikian, sasaran 10 juta wisman untuk tahun 2015 kiranya merupakan sasaran yang dapat dikatakan moderat, yaitu berada di antara 9.435.411 (2014) dan 10.965.835 (Trend 2015 – lihat Grafik-I), sementara sasaran 11 juta, cenderung dinilai lebih realistik dan sasaran 12 juta untuk tahun 2015 dapat dinilai “terlampau optimistik”.

Perolehan Devisa

Sebagaimana kita ketahui, perolehan devisa ditentukan oleh sedikitnya tiga unsur, yaitu unsur wisman (W), unsur masa tinggal (T) dan unsur belanja (pengeluaran) per hari wisman dalam mata uang asing ($), sehingga perolehan devisa dapat dihitung dengan cara memperkalikan ketiga unsur tersebut (WxTx$). Nah, seperti juga kita ketahui bahwa setiap unsur dalam suatu formula mempunyai peran saling mempengaruhi hasilnya.
Maka untuk mendapatkan hasil perkalian yang merupakan perolehan devisa yang lebih besar, bisa ditempuh dengan beberapa cara:

  1. Memperbesar JML WISMAN (W), dengan membiarkan unsur lainnya tetap;
  2. Memperpanjang MASA TINGGAL (T), dengan catatan unsur lainnya tetap;
  3. Memperbesar BELANJA WISMAN ($), dengan jumlah wisman dan masa tinggal tidak berubah;
  4. Memperbesar W dan T, sementara $ dibiarkan relatif tetap atau berlangsung secara alami;
  5. Memperbesar T dan $, dengan jumlah W tidak berubah.

Dari catatan statistik selama 13 tahun terakhir (2001-2013), Pengeluaran per hari/wisman tahun 2013 naik 48.69% dibanding 2001 (US$149.31 dari US$100.41), sementara pengeluarannya per kunjungan/orang hanya naik dengan 26.38% (dari 2001 sebanyak US$1053.36 menjadi US$1142.24 di tahun 2013). Rata-rata Masa Tinggal wisman mengalami penurunan cukup tajam, yaitu pada tahun 2001 rata-rata selama 10.49 hari menjadi 7.65 hari pada tahun 2013. Berpijak pada data tersebut, adalah wajar jika pemerintah bertekad untuk meningkatkan perolehan devisa pariwisatanya.

Adapun’kiat’ yang lazim digunakan untuk memperbesar masing-masing unsur tersebut di antaranya:

  1. Unsur Wisman (W): Melalui Pendekatan Pemasaran mulai dari pengembangan produk (destinasi beserta kelengkapannya) serta promosi secara intensive, extensive dan konsisten serta dilakukan jauh sebelumnya (minimal satu tahun dimuka);
  2. Unsur Masa Tinggal (T): Dengan jalan Pengembangan dan pembinaan kuantitas dan kualitas obyek & atraksi wisata (termasuk kegiatan aktif beserta masyarakat lokal), dengan tujuan memperpanjang masa tinggal misalnya dengan penyelenggaraan peristiwa wisata (tourism-events) dengan jadual dan tempat yang pasti serta dipromosikan setahun sebelumnya;
    Catatan: Dalam hubungan ini, perlu kiranya dicatat perihal peristiwa global yang akan terjadi di Indonesia, yaitu Gerhana Matahari Total (Total Solar Eclipse) tanggal 9 Maret 2016, jam 08:58:19 WIB yang dapat dilihat mulai jam 06:20 WIB dan sudah dapat dipromosikan sejak sekarang untuk menarik wisman ke destinasi yang akan dilalui oleh Gerhana tersebut, serta dapat disaksikan di beberapa tempat di Indonesia seperti Palembang, Toboali/Bangka, Tanjung Pandan/Belitung, Palangkaraya/Kalteng dan selanjutnya ke arah timur-laut sampai Palu dan Ternate.
  3. Unsur Belanja/Pengeluaran Wisman ($): Melalui berbagai upaya memperlama Masa Tinggal dengan pendekatan ke-2 di atas. Dengan tersedianya banyak acara setempat (local events) yang dapat dilihat dan dilakukan di destinasi, wisman akan “berminat”, “berencana” serta “besedia” tinggal lebih lama di destinasi yang bersangkutan.

Mengingat bahwa penyelenggaraan kepariwisataan bersifat lintas sektoral dan multi disiplin, maka sangatlah bisa dimengerti bahwa semua upaya tersebut di atas sangat bergantung pada kerjasama dan sikap yang saling mendukung dari segenap pemangku kepentingan, – antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, antar instansi pemerintah pusat, antar instansi pemerintah daerah; antara Pemerintah (Pusat/Daerah) dengan Industri Pariwisata (Pusat maupun Daerah), antar unsur Industri Pariwisata sendiri; antara Pemerintah (Pusat/Daerah) dan Industri Pariwisata dengan Unsur Masyarakat, serta antar Unsur Masyarakat itu sendiri.

Sumber:
1*) http://parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2823;
2*) http://www.imigrasi.go.id/index.php/berita/berita-utama/634-bebas-visa-kunjungan-singkat-berdasarkan-peraturan-presiden-nomor-43-tahun-2011;
3*) http://www.beritabali.com/index.php/page/berita/dps/detail/2015/02/16/Wisatawan-China-Banyak-Diperas-Petugas-Imigrasi-dan-Bea-Cukai-Bali/201502160005;
4*) http://thejakartaglobe.beritasatu.com/news/indonesia-pulls-visa-free-travel-australia/